Kenangan/narasiinspirasi.com |
Kenangan yang Berserakan
Oleh
Fajar R. Wirasandjaya
(Lintang Utara, 30 Mei 2024)
Apakah kau tak menyadari?
Serpihan yang berserakan telah ku punguti
Hampir saja terkubur ia oleh lumpur
Kemudian daun mulai bertanya...
Wahai kisanak...
Tidak kah itu menjadi durjana?
Tidak kah itu menjadi durjana?
Membiarkan ketulusan murni
Terlelap berselimutkan sunyi?
Nyala mentari membakar jiwa
Tapi mengapa kau malah beku
Seperti tak bernyawa
Oh aku tahu...
Kisanak telah menjadi batu
Batu berlumut ditepian kali
Terpinggirkan arus tepi
Hanya sesekali berbunyi
Rintih lirih tanpa arti
Baca Juga :
Puisi Pendek Tentang Rindu: Purnama Redup Menyamarkan Wajahnya
Puisi Malam: Pinggir Kali Malam Hari
Puisi Cinta Romantis: Aku Kesurupan
Puisi Filsafat Bijak: Kamboja Kepada Batu
Puisi dan Sajak Sunyi: Pengembara Sunyi
Sajak Pendek: Surga dan Neraka
Puisi Tentang Kemiskinan, Kepedihan dan Kesengsaraan: Pencuri Miskin
Puisi Malam: Pinggir Kali Malam Hari
Puisi Cinta Romantis: Aku Kesurupan
Puisi Filsafat Bijak: Kamboja Kepada Batu
Puisi dan Sajak Sunyi: Pengembara Sunyi
Sajak Pendek: Surga dan Neraka
Puisi Tentang Kemiskinan, Kepedihan dan Kesengsaraan: Pencuri Miskin