Tembung Basa Kawi/narasiinspirasi.com |
Mengenal Sejarah dan Kosa Kata Bahasa Jawa Kuno atau Tembung Basa Kawi
oleh
Fajar R. Wirasandjaya
(Tanah Leluhur, 01 Februari 2022)
Perkembangan Bahasa Jawa
Bahasa merupakan aspek yang sangat penting bagi manusia. Bahasa bisa diartikan sebagai sistem lambang bunyi yang arbitrer (suka-suka) digunakan oleh kelompok sosial untuk bekerja sama, berkomunikasi, dan mengidentifikasikan diri. Fungsi utama dari bahasa adalah sebagai alat komunikasi antar manusia (Chaer, 2012). Bahasa di dunia sangatlah beragam, diantaranya adalah bahasa Jawa, bahasa komunikasi yang digunakan oleh mayoritas masyarakat di pulau Jawa.
Data resmi sensus tahun 2010 melaporkan ada sekitar 75,5 juta penutur bahasa Jawa. Sebagian besar penutur bahasa Jawa mendiami wilayah tengah dan timur Pulau Jawa. Jumlah penutur jati (bahasa Jawa sebagai bahasa ibu) berasal dari provinsi Jawa Tengah, Daerah Istimewa Yogyakarta, dan Jawa Timur mencakup 83% dari total jumlah penutur jati bahasa Jawa di Indonesia.
Bahasa Jawa juga dituturkan sebagai bahasa ibu di daerah-daerah transmigrasi seperti di Lampung, sebagian wilayah Riau, Jambi, Kalimantan Tengah, dan di tempat lainnya di Indonesia. Di luar Indonesia, penutur bahasa Jawa terpusat di beberapa negara, seperti di Suriname, Belanda, Kaledonia Baru, dan Malaysia (terutama di pesisir barat Johor).
Seiring berjalannya waktu terjadi interaksi, kosa kata atau bahasa mengalami proses perkembangan, demikian pula dengan Bahasa Jawa. Berdasar periode waktu penuturan bahasa Jawa dapat dibedakan menjadi tiga yaitu: Bahasa Jawa Kuno, Bahasa Jawa Tengahan, dan Bahasa Baru/ Modern.
Baca Juga Arti Makna Filosofis Takir Jawa
- Bahasa Jawa Kuno atau Tembung Basa Kawi
Istilah Bahasa Jawa Kuno digunakan untuk menyebut Bahasa Jawa yang paling kuno atau tua. Zoetmulder (1985) mengatakan bahwa bahasa Jawa Kuno merupakan bahasa umum selama periode Hindu Jawa sampai runtuhnya Majapahit.
Abdullah dan Handayani (2009) menyebutkan bahwa bahasa Jawa Kuna memiliki ciri-ciri di antaranya banyak mendapat pengaruh dari bahasa Sanskerta, serta dari aspek fonologi, morfologi, dan leksikal mengenal adanya bunyi panjang dan bunyi pendek.
- Bahasa Jawa Tengahan
Semenjak kedatangan agama Islam Bahasa Jawa Kuno berkembang menjadi dua arah yang berlainan yaitu bahasa Jawa Tengahan dan bahasa Jawa Modern. Berdasarkan perkiraan para ahli setelah runtuhnya Majapahit orang-orang Majapahit yang tidak mau menganut agama Islam menyingkir ke daerah pedalaman dan kearah Timur, dan ada sampai di Bali.
Mereka pergi dengan membawa serta naskah-naskah keagamaan, sastra dan lain-lain. Perbauran antara bahasa Kawi dan Bali terjadi pada saat itu sehingga menimbulkan istilah Bahasa Kawi-Bali (Jawa Tengahan atau Bali Tengahan). Di Bali bahasa ini digunakan dalam naskah-naskah tutur, usada, babad, kidung (Erawati, 2015).
Bahasa Jawa Tengahan memperlihatkan ciri yang erat antara budaya Hindu-Jawa Bali dimana pengaruh India masih tetap terasa. Karya sastra yang menggunakan bahasa Jawa tengahan adalah Tantu Pagelaran, Calonarang, Tantri Kamandaka, Korawasrama, Kidung Harsawijaya, Kidung Ranggalawe, Babad Tanah Jawi dll.
- Bahasa Jawa Modern
Bahasa Jawa Modern ditandai dengan frekuensi penggunaaan bahasa Arab yang menggeser kedudukan bahasa Sanskerta. Bahasa Jawa baru diidentifikasi berdasarkan karya sastra yang muncul semenjak jaman kerajaan Surakarta Hadiningrat awal (kurang lebih tahun 1740) hingga sekarang.
Lebih lanjut dijelaskan bahwa bahasa Jawa Baru memiliki ciri-ciri munculnya kata-kata baru atau kata lama berbentuk baru. Kata lama berbentuk baru dimungkinkan pula kosa kata dari bahasa Jawa periode sebelumnya dengan perubahan-perubahan tertentu.
Mengenal Bahasa Jawa Kuno atau Tembung Basa Kawi
Bahasa Jawa Kuno sebagai salah satu rumpun bahasa Austronesia merupakan bahasa umum selama periode Hindu Jawa sampai runtuhnya Majapahit. Bahasa Jawa kuno mendapat pengaruh yang kuat dari bahasa Sanskerta sehingga banyak kosakata yang digunakan berasal dari bahasa Sanskerta. Terlebih pada penulisan-penulisan kakawin atau puisi Jawa kuno yang sebagian besar menggunakan istilah dan bahasa Sanskerta.
Jaman Hindu-Budha/narasiinspirasi.com |
Berdasarkan waktu pemakaian, bahasa Jawa Kuno merupakan salah satu dialek temporal bahasa Jawa. Pengaruh bahasa Sanskerta terutama dalam karya sastra sangat kental, karena para pujangga masih menganut agama Hindu Budha. Sumber-sumber bacaan, literasi, ajaran dan kitab suci berasal dari kedua agama tersebut yang dominan menggunakan bahasa Sanskerta.
Bahasa Jawa Kuno disebut juga dengan istilah Bahasa Kawi atau Tembung Basa Kawi. Kata kawi berasal dari kata kavya (Sanskerta) yang artinya puisi/ syair, sama dengan Kakawin. Pada mulanya kata kawi (India) berarti seorang yang mempunyai pengertian luar biasa, seorang yang bisa melihat hari depan, seorang yang bijak (Zoutmulder, 1985: 119-120).
Istilah kawi sendiri bermakna "penyair". Sedangkan karya sastra yang dihasilkan oleh Sang Kawi disebut dengan nama kakawin. Biasanya kakawin berupa rangkaian puisi yang mengikuti pola-pola tertentu. Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa Bahasa Jawa Kawi merupakan bagian dari Ragam Bahasa Jawa Kuno yang digunakan oleh para pengarang atau pujangga Jawa untuk memberi makna indah pada karya sastra (kesusastran).
Sejarah Singkat Bahasa Jawa Kawi atau Tembung Basa Kawi
Prasasti Sukabumi atau Harinjing dari Kediri/narasiinspirasi.com |
Prasasti Sukabumi yang bertanggal 25 Maret 804 merupakan tonggak penggunaan Bahasa Kawi. Bukti tertulis lainnya adalah naskah Candakarana yang berisi cara membuat Kakawin dan daftar kata-kata Kawi (Kamus tembung Kawi).
Secara singkat, sejarah penggunaan tembung kawi dapat dituliskan dam poin-poin berikut ini.
(1) Zaman sebelum abad ke-9 (Zaman prasejarah sastra Tembung Kawi)
Pada zaman ini karya sastra Cerita-cerita berbahasa Kawi diwariskan secara lisan.
(2) Zaman Mataram
Zaman ini dimulai pada abad ke 9 -10, yaitu di zaman pemerintahan Mpu Sindok (tahun 925-962 Masehi) sampai zaman Raja Dharmawangsa Teguh (tahun 991-1007 Masehi), di Mataram. Pada tersebut lahir karya sastra prosa dan Kakawin Rãmãyana.
(3) Zaman Kediri
Zaman ini dimulai dari bertahtanya raja Kediri Prabu Airlangga (1019-1049 Masehi) sampai raja Kertanegara (1268-1292 Masehi) di Singasari. Karya sastra Kawi yang lahir pada masa ini adalah karya sastra yang tergolong tembang.
(4) Zaman Majapahit I
Periode ini diawali sejak lahirnya kerajaan Majapahit (1239 M) sampai kerajaan mencapai puncak keemasan pada masa bertahtanya Hayam Wuruk (1350-1389 Masehi). Karya sastra Kawi yang lahir pada masa ini adalah Brahmãódapurãóa, Sutasoma, dan Pãrthayajna.
(5) Zaman Majapahit II
Zaman majapahit dua dimulai dari bertahtanya Wikrama Wardana (1389-1482 Masehi) sampai runtuhnya kerajaan Majapahit (1518 Masehi). Karya-karya yang lahir pada periode ini antara lain: Kakawin Nitiúãstra, Nirartha Prakerta, Dharmaúunya, Hariúraya.
Peninggalan Sejarah Berbahasa Jawa Kuno atau Kawi
Berkaitan dengan peninggalan yang berbahasa Kawi, Prof. Poerbatjaraka telah mengelompokkan sastra yang menggunakan tembung Kawi berdasarkan gaya bahasa, tahun penulisan dan nama raja.Pengelompokan ini telah melahirkan 3 kategori yaitu:
(1) Naskah Jawa Kuna yang tergolong tua (abad 9-11). Naskah ini terdiri dari prosa dan puisi.
a. prosa:
• Candakaraóa
• Sang Hyang Kamahayanikan
• Brahmãódapurãóa
• Agastya Parwa
• Uttarakãóða
• Ãdiparwa
• Kunjarakaróa dll.
b. Puisi:
• Kakawin Rãmãyaóa
• Kakawin Arjunawiwãha
• Kakawin Kåûódyana
• Kakawin Gaþotkacãúraya
• Kakawin Sumanasãntaka
• Kakawin Smaradahana
• Kakawin Bhomakãwya
• Kakawin Bhãratayuddha
• Kakawin Hariwangúa
(3) Kitab-kitab Jawa Kuna Yang Tergolong baru (abad 14 sampai runtuhnya Majapahit).
• Kakawin Brahmãódapurãóa
• Kakawin Sumanasãntaka
• Kakawin Smaradahana
• Kakawin Bhomakãwya
• Kakawin Bhãratayuddha
• Kakawin Hariwangúa
(3) Kitab-kitab Jawa Kuna Yang Tergolong baru (abad 14 sampai runtuhnya Majapahit).
• Kakawin Brahmãódapurãóa
• Kakawin Kunjarakaróa
• Kakawin Nãrakrþãgama
• Kakawin Arjunawijaya
• Kakawin Sutasoma
• Kakawin Pãrthayajna
• Kakawin Nitiúãstra
• Kakawin Nirartha Prakerta
• Kakawin Dharmaúunya
• Kakawin Pãrthayajna
• Kakawin Nitiúãstra
• Kakawin Nirartha Prakerta
• Kakawin Dharmaúunya
Bahasa Jawa Kuno atau Tembung Kawi Hari Ini
Ahli arkeologis menghitung umur bahasa Jawa kawi melalui relief pada batu atau melalui penanggalan saka yang terdapat pada beberapa candi. Melalui analisis studi linguistik historis komparatif para ahli bahasa dapat pula menjelaskan umur dan jarak pisah antara dua bahasa yang dibandingkan melalui unsur-unsur kebahasaan yang terdapat diantara keduanya. Analisis melalui studi linguistik menjadi penguat serta menambah referensi tentang bahasa.
Secara historis sebuah bahasa diturunkan dari bahasa sebelumnya dan kata- kata tertentu dalam bahasa tersebut diturunkan dari kata-kata tertentu sebelumnya (Robins, 1992: 416). Demikian pula bahasa Jawa kuno atau kawi dikatakan sebagai bahasa moyang dari bahasa Jawa modern yang juga mempengaruhi bahasa-bahasa lain seperti bahasa Sunda dan Bali. Bahasa Jawa kuno merupakan bahasa yang digunakan oleh masyarakat Jawa khususnya daerah Jawa Tengah, Yogyakarta, Jawa Timur, Bali dan sebagian wilayah Madura.
Bahasa dalam sejarahnya selalu dinamis dan mengalami perkembangan. Dinamika sosial seperti migrasi, asimilasi, akulturasi budaya dan lain sebagainya menyebabkan bahasa mengalami perkembangan. Meskipun bahasa Jawa kuno atau tembung Kawi tergolong bahasa mati, namun sebenarnya bahasa kawi belumlah sirna dalam sendi-sendi kehidupan bermasyarakat. Bahasa Jawa Kawi masih sering dijumpai misalnya dalam pagelaran kethoprak, wayang golèk, wayang orang dan wayang kulit.
Selain itu, dalam adat Jawa, tembung Kawi juga masih digunakan dalam acara pernikahan, digunakan untuk nama anak, slogan organisasi, slogan institusi dan kenegaraan. Pun dalam bidang pendidikan, bahasa dan sastra kawi merupakan bahan studi bagi ilmu-linguistik, filologi dan kesusastraan.
Daftar Kosa Kata Bahasa Jawi Kuno atau Tembung Basa Kawi
Berurutan sesuai abjad berikut ini daftar kata atau kosa kata tembung Basa Kawi atau Bahasa Jawa Kuno :
A
Abhinaya;semangat
Abhipraya ; mempunyai harapan
Abhirama ; menyenangkan
Abhista ; dinginkan
Abhitah ; pemberani
Abyakta ; berkembang
Abyudaya ; makmur
Acalapati ; paling tinggi
Acarya ; pendidik, pengajar, guru
Acintya ; melampaui segalanya
Aciraba ; paling cepat
Adhidrawa ; cairan yang unggul
Adhigana ; golongan unggul
Adhikari ; istimewa
Adhimukti ; bersemangat
Adhipramana ; penguasa pertama
Adhirajasa ; tangguh
Adhyasta ; pengawas
Adi ; unggul/besar
Adibrata ; tingkah lakunya yang unggul
Adicandra ; rembulan yang indah
Adika ; yang terbaik
Adil ; tidak memihak
Adinata ; paling unggul
Aditya ; orang yang pandai dan bijaksana
Adiwangsa ; mulia
Adun ; elok
Adwaya ; tunggal
Adwitiya ; tidak ada duanya
Adyatma ; anugrah hidup
Adyuta ; menerangi
Agata ; datang/tiba
Agni ; api/panas
Agnimaya ; hangat
Agra ; paling tinggi
Agrapana ; sumber hidup yang utama
Ahwaya ; hubungan, gabungan
Aksata ; tidak terputus
Akusara ; sukses, yakin, pasti
Anabela ; penuh kekaguman
Anaga ; seperti naga
Anagata ; masa depan
Anala ; badan, tubuh
Ananta ; tanpa batas
Anantara ; tanpa jarak
Anargya ; tidak terhingga nilainya
Angga ; tubuh, anggota badan
Anggara ; hari selasa/wewangian
Anggaraksa ; tongkat
Anggasta ; bersemanyam
Ani ; bingkai/selimut
Anjali ; penghormatan
Anjana ; perintah
Antar ; berani dalam peperangan
Antargata ; tersembunyi, terlindung
Antari ; angin
Antarlina ; melekat/menghilang
Antya ; paling akhir
Anubhawa ; kewibawaan
Anucara ; sahabat
Apsara ; meluncur, berjalan di atas air
Apta ; cerdas/lengkap/terhormat
Aptana ; mempunyai kepandaian
Aptanta ; selalu dihormati
Apti ; memperoleh/mencapai
Aradhana ; perdamaian, penghormatan
Arakata ; pelindung
Arana ; tumbuh-tumbuhan
Ararya ; golongan bangsawan
Ardhani ; suci
Ariti ; perunggu
Arjuna ; putih
Arkana ; berhati terang
Arkananta ; selalu diterangi
Arnawama ; samudra
Arsa ; kegembiraan
Arsanta ; dalam kegembiraan
Arsanti ; berhati gembira
Arsawati ; berpikir gembira
Arsono ; selalu gembira
Aruna ; merah
Arya ; bangsawan/tegas/tegap
Aryaguna ; bersifat mulia
Aryan ; daun pembungkus
Aryanta ; berhati tegas
Aryanti ; bersifat tegas
Aryasatya ; kemuliaan
Aryasuta ; putra terhormat
Asaba ; menggosok
Asadha ; pertengahan tahun
Ascarya ; tampil kedepan
Asep ; dupa wangi
Aseta ; tidak putih
Asma ; nama
Asmara ; dalam cinta
Asti ; permata
Astra ; senjata
Astramaya ; bersenjata
Astula ; luas
Astunkara ; mengiyakan
Aswa ; kuda
Aswadi ; kuda indah
Aswatama ; kuda yang hebat
Aswattha ; pohon beringin
Asweta ; keputih-putihan
Aswin ; pandai mengobati; tampan
Atharwa ; mantra penolak bahaya
Awahita ; penuh perhatian
Awyati ; langit
Ayatana ; melaksanakan
B
Babad ; tempat yang bersih
Babar ; mengembang; berhamburan
Babil ; suka membantah
Bacinah ; halaman istana
Badam ; pohon ketapang
Badama ; perang/senjata
Badasa ; tumbuh-tumbuhan berduri
Badi ; abadi/kekal/sehat
Badianto ; terselubung kesehatan
Badijan ; benar-benar sehat
Badiman ; laki-laki sehat
Badimin ; mohon kesehatan
Badiono ; dalam keadaan sehat
Badiran ; namanya abadi
Baghala ; kambing jantan
Baghali ; kambing betina
Bahiri ; ikat pinggang
Bahiscara ; tampak di luar
Bahulocana ; sangat hati-hati
Balakosa ; kekuatan dan kejayaan
Bali ; persembahan
Balin ; prajurit kehormatan
Balinda ; bijaksana
Balindra ; berbakti kepada atasan
Baluh ; bantuan
Baluku ; beruang yang sangat kuat
Balun ; menggulung
Bama ; sebelah kiri
Bana ; anak panah
Barat ; ulat, logam
Barata ; ulat, logam
Baruna ; samudra
Basanta ; musim bunga, kekuasaan yang dalam
Basita ; terkenal
Baswara ; berkilau, bercahaya
Bata ; prajurit
Batra ; anggota badan
Baudenda ; hakim
Bawika ; bermaksud baik
Baya ; kemungkinan
Bayanaka ; luar biasa
Bayu ; angin/udara/tarikan nafas
Bendara ;pengelola harta benda
Beno ; mengkilap, berseri
Bhadra ; selamat
Bhadrasana ; bermeditasi
Bhadrika ; gagah beraniBhama ; nafsu
Bhamakerti ; berwajah tampan
Bhamana ; kaum bangsawan
Bhanu ; sinar/cahaya/terang
Bhrukuti ; bulu mata, alis
Birah ; ubi talas
Bisar ; jinak
Bono ; ramah tamah dan sopan santun
Brahma ; mantera suci
Brahmacari ; tetap suci dan murni
Brahmana ; bertindak suci
Braja ; halilintar, petir
Brama ; suka marah
Bramanta ; pengembara
Bramanty ; ksatria perang
Bramara ; lebah
Bramaraka ; rambut ikal
Bramawisata ; gemar berpergian
Brisadi ; tenda
Buat ; hebat
Bubul ; terbuka
Buntala ; tombak tajam
Buntara ; bersemangat, bergelora
Buraksa ; pohon beringin, kuda bersayap
Buwaca ; pertunjukan
Byakta ; nampak nyata
Byuha ; garis perang
C
Cadudasa ; cemerlang
Cakiyar ; ayam hutan
Calya ; tanpa cacat
Camana ; permandian suci
Camani ; air suci
Camara ; sapi jantan
Camari ; anjing
Canda ; bernafsu
Candani ; batu pualam
Canna ; tongkat cacat
Cantaka ; burung air
Carani ; bangunan indah yang kecil
Carmi ; kaca
Carola ; siap bertempur
Catra ; payung kebesaran raja
Catrasamba ; tangkai payung
Caturasmi ; empat nama
Catwari ; empat bagian
Caweni ; kain putih
Cawi ; burung srigunting
Cawuta ; jenis pakaian
Caya ; bayang-bayang/kilauan cahaya
Cayadewi ; bayangan bidadari
Cedar ; anjing buas
Cedit ; mematuhi perintah
Cekah ; terbelah
Cekeh ; melindungi
Celih ; menghindari bahaya
Cembul ; hitam
Cetta ; berpengetahuan luas
Chaitra ; pertigaan tahun
Chanda ; nyanyian suci
Chandra ; unggul, terkenal eminent, illustrious
Cheda ; belahan
Chedana ; memotong, membelah
Chesta ; tingkah laku
Chindaga ; pandan wangi
Cidra ; celah
Cihna ; sifat khas
Cindaga ; pandan wangi
Cita ; onggokan kayu
Citra ; beraneka warna
Citrakara ; pelukis
Citraloka ; catatan sejarah dunia
Citrani ; terselubung lukisan
Citrapata ; lembaran hidup
Citta ; maksud hati, pikiran
Codayati ; mengkritik
Codya ; meminta dengan paksa
Codyani ; menyetujui permintaan
Codyawacani ; berkata dengan perlahan-lahan
Cokli ; kulit tiram
Coli ; senjata tertentu
Conary ; bijaksana
Condita ; terpaksa
Cora ; dalam kegelapan
Cremin ; kaca hias
Cucur ; burung elang
Cula ; jambul naga
Cumbana ; mencium
Cumbanarasa ; kenikmatan bersenggama
Cumbita ; senTuhan lembut
Cundamani ; permata terbaik
Cunduk ; bertemu
Cuni ; permata
Curirana ; enggan bertempur
Curnita ; menyatukan
Curtina ; menyatukan
Cuta ; pohon mangga
Cutajanma ; lahir terbelah
Cwalika ; bangsa colamandala
Cyuta ; keluar
D
Dadar ; pakaian khusus, tampak
Daegal ; lahir pada waktu fajar
Dagdha ; tahan api
Dahayu ; cantik
Dahup ; cuci muka
Dakara ; sepanjang masa
Daki ; seperti laki-laki
Daksa ; cakap, ahli
Dala ; daun bunga
Dalana ; pada jalannya
Dalima ; buah delima
Dalu ; sangat besar
Daludin ; sebangsa ikan
Dama ; ikatan budi, cinta kasih
Damas ; kain sutera
Damayanti ; terpuji hatinya
Dami ; serasi
Damianto ; dalam keserasian
Damijan ; benar-benar serasi
Damilah ; tampak serasi
Damilan ; bertambah keserasiannya
Daminah ; mempunyai hati yang serasi
Damiono ; mempunyai keserasian
Damirin ; senang keserasian
Damodara ; yang bertali melilit pinggang
Damu ; air pencuci
Dan ; bersiaga
Danabrata ; tingkah laku, dewa kekayaan
Danadipa ; raja kekayaan
Danadyaksa ; penjaga kejayaan
Danakirti ; kekayaan dan kemasyhuran
Danakitri ; kemasyuran
Danapati ; rajanya kekayaan
Danasura ; orang yang sangat dermawan
Dandani ; mempersiapkan
Danendra ; raja yang kaya raya
Daniswara ; raja yang masyhur dan kaya raya
Danta ; gading gajah
Danur ; memanah/membidik
Danurwenda ; ahli membidik
Dara ; istri
Darana ; memusatkan pikiran
Darani ; bumi, tanah, sejenis mantra
Darba ; ikatan
Dardura ; katak
Dari ; mulut goa
Darpa ; kebanggaan
Darpani ; merasa bangga
Darsana ; terang penglihatannya
Darsi ; berisikan kedamaian
Darsiati ; damai hatinya
Dartoyo ; berhati jernih
Darun ; berjalan terus
Darya ; berbudi, pendapat
Dawala ; putih menyilaukan
Dawut ; berangkat
Daya ; pusat perasaan
Dayita ; kekasih
Dewani ; terselubung kemuliaan
Dewari ; muda dan mulia
Dewati ; berhati mulia
Dharma ; welas asih
Dihyan ; matahari
Dimas ; yang terkasih
Dimaz ; yang terkasih
Diyanti ; berhati matahari
Donahue ; prajurit yang tangguh
E
Ebuh ; kabut
Edok ; menempatkan diri
Emi ; unggul
Enda ; terakhir
Enes ; sendiri
Esrtungkoro ; kesanggupan menghadapi masalah
Estungkara ; kesanggupan menghadapi masalah
G
Gahyaka ; nama pujian
Gajahsora ; perkasa tenaganya
Gajendra ; perkasa
Gala ; meraung
Galar ; ramalan
Gama ; perjalanan
Gamadi ; pengelana
Gambira ; sungguh-sungguh
Gamel ; menguasai
Gana ; pasukan
Gandara ; kelompok nada suara
Gantari ; menyinari
Gardaba ; keledai
Gardana ; berjiwa pengawal
Gardapati ; pengawal berani mati
Garga ; pendeta
Garjita ; membanggakan
Garwa ; bangga
Garwita ; bangga sekali
Gasita ; dihabiskan
Gasti ; cepat
Gastiadi ; baik kecepatannya
Gastiasih ; dicintai karena kecepatannya
Gata ; telah pergi
Gatawati ; telaga
Gati ; tindakan
Gatra ; anggota tubuh
Gatra ; calon mahluk, anggota
Ghataka ; penyanyi keliling
Ginanita ; menghitung
Gita ; nyanyian/lagu
Gitarja ; nyanyian riang
Gora ; dahsyat
Graha ; buaya
Grahita ; perasaan
Ebuh ; kabut
Edok ; menempatkan diri
Emi ; unggul
Enda ; terakhir
Enes ; sendiri
Esrtungkoro ; kesanggupan menghadapi masalah
Estungkara ; kesanggupan menghadapi masalah
G
Gahyaka ; nama pujian
Gajahsora ; perkasa tenaganya
Gajendra ; perkasa
Gala ; meraung
Galar ; ramalan
Gama ; perjalanan
Gamadi ; pengelana
Gambira ; sungguh-sungguh
Gamel ; menguasai
Gana ; pasukan
Gandara ; kelompok nada suara
Gantari ; menyinari
Gardaba ; keledai
Gardana ; berjiwa pengawal
Gardapati ; pengawal berani mati
Garga ; pendeta
Garjita ; membanggakan
Garwa ; bangga
Garwita ; bangga sekali
Gasita ; dihabiskan
Gasti ; cepat
Gastiadi ; baik kecepatannya
Gastiasih ; dicintai karena kecepatannya
Gata ; telah pergi
Gatawati ; telaga
Gati ; tindakan
Gatra ; anggota tubuh
Gatra ; calon mahluk, anggota
Ghataka ; penyanyi keliling
Ginanita ; menghitung
Gita ; nyanyian/lagu
Gitarja ; nyanyian riang
Gora ; dahsyat
Graha ; buaya
Grahita ; perasaan
Hamdri ; menghitung emas
Hanasta ; menguasai
Hansa ; angsa
Hara ; untaian mutiara
Haraka ; pembagian
Harana ; pembawaan
Hari ; singa/dewa wisnu
Harsa ; kegembiraan
Harsani ; tajamnya kegembiraan
Harsanto ; kegembiraan yang dalam
Harsaya ; timbul dari kegembiraan
Harsika ; untuk kegembiraan
Hasita ; tertawa
Hassya ; kegembiraan
Hasta ; tangan
Hasti ; gajah
Hastin ; redup, mata gajah
Hastinah ; berbesar hati
Helga ; saleh
Hemanta ; musim dingin
Hematala ; dari daerah pegunungan utara
Hira ; intan
Hiranya ; seperti emas
Hita ; keuntungan
I
Ibha ; gajah
Ibhakara ; belalai gajah
Ica ; kehendak hati
Ihatra ; di dunia ini
Iksu ; tebu
Ina ; matahari pagi atau senja
India ; sungai
Indurasmi ; sinar rembulan
Ira ; gerakan
Ista ; dikehendaki
Istahal ; bagian yang dikehendaki
Istahar ; kehendak hidup
J
Jagaddhita ; kesejahteraan dunia
Jaghana ; bagian yang paling dalam
Jagratara ; selalu waspada
Jaladhi ; samudera
Jamanika ; tirai, tabir
Jampana ; tandu
Janaloka ; dari dunia manusia
Janardana ; menggairahkan
Janari ; muda
Janggala ; gersang
Janitra ; berderajat tinggi
Janma ; yang dilahirkan di dunia
Jantaka ; menjelma
Japa ; doa
Japari ; selalu berdoa
Jara ; lanjut usia
Javas ; cekatan
Jaya ; kemenangan, berhasil
Jayasri ; kemenangan yang cemerlang
Jayatsu ; semoga dia menag
Jina ; pemenang
Jingga ; merah terang
Jitaksara ; ahli sastra
Jiwanta ; dalam ketenangan hidup
Jiwatrisna ; ingin hidup
Jiyah ; pujian suci
Kama ; cinta, kasih sayang
Kamala ; teratai
Kamini ; wanita penuh kasih sayang
Kampa ; getaran
Kampana ; mempunyai getaran
Kanaka ; emas
Kanistha ; termuda
Kanta ; batas
Kara ; sinar cahaya
Kardi ; pekerjaan, kegiatan
Karma ; nasib
Kartala ; seberkas sinar, penerangan
Karunya ; perasaan belas kasihan
Karya ; pembina
Kasir ; panji, bendera
Kasmala ; patah semangat
Kastara ; termashur
Kasyapi ; bumi
Kasyara ; termasyhur
Katara ; dahsyat
Kathana ; dongengan
Kawaca ; baju perang
Kawanda ; awan
Kawi ; pujangga
Kawindra ; rajanya pujangga
Kawiswara ; yang mulia
Kawiwara ; pujangga terkenal
Kawuk ; suara gagak
Kaya ; tubuh, badan
Kayana ; dermawan
Kenzie ; peminpim yang bijaksana
Kesawa ; berambut panjang dan indah
Kewala ; sendiri
Kirana ; sinarnya cantik dan molek
Kumba ; belangga
Kunudhani ; nama yang dipuji
Kurantaka ; kain tenun berwarna kuning
Kusala ; malas
Kyati ; nama yang harum
L
Labda ; telah mencapai tujuannya
Labdagati ; berhasil, sukses
Labdajaya ; mencapai kemenangan
Labdawara ; telah menerima pemberian anugerah
Ladin ; nama bunga
Laksita ; terkenal
Laksmi ; asri, cantik, mustika
Laksmiwati ; cantik rupawan
Lalita ; yang berharga
Lamont ; ahli hokum
Lastana ; nampak kecepatannya
Lastini ; kemauannya ingin cepat
Locana ; mata
Lohita ; berwarna merah
Loka ; dunia
Lokatara ; luar biasa
Lokeswara ; raja dunia
M
Maadyama ; bermutu sedang
Madhuswara ; bersuara merdu
Madya ; tengah
Madyama ; bermutu sedang
Magada ; penyanyi
Mahacara ; bermurah hati
Mahatma ; berjiwa besar
Maheswari ; bidadari
Mahidana ;pemberian tanah
Mahidara ; gunung
Mahija ; putra bumi
Mahitala ; permukaan bumi
Mahogra ; sangat kuat
Mana ; kebanggaan
Manda ; lemah lembut
Mandaka ; menghiasi
Mandakini ; anak sungai
Mandara ; gunung laut
Mandasari ; gerakannya lemah lembut
Mandira ; bangunan suci
Mandra ; lemah lembut, halus
Mandrakanta ; maju perlahan
Marga ; jalan, sarana, jalan untuk mencapai
Margana ; anak panah
Moktika ; mutiara
Monasrita ; pendiam
N
Nadi ; sungai
Nala ; jantung hati
Nalini ; bagus, kesayangan
Nandana ; anak laki-laki
Nandini ; lembu putih
Nanditama ; tukang emas
Naranta ; berbunyi gemerincing
Nararya ; yang dimuliakan
Narasnama ; namanya suci
Nareswari ; permaisuri
Nari ; wanita
Narma ; hiburan
Nasika ; hidung
Nastapa ; mengenaskan
Nastari ; terus menerus
Nasti ; tidak, tidak ada
Nata ; raja, pemimpin
Nataka ; diangkat, diresmikan
Natha ; pelindung
Nawa ; ke sembilan, sembilan
Nawami ; yang ke sembilan
Naya ; tingkah laku
Nayaka ; prajurit, pengawal
Nayottama ; kebijaksanaan yang unggul (utama)
Nidhana ; pandai menyimpan
Nipun ;pandai, cerdik
Nirada ; pemberi air; awan
Niratmaya ; tidak memiliki pribadi
Nirbana ; kebahagiaan yang sempurna
Nirbaya ; tidak gentar, berani menghadapi bahaya
Nirbita ; tidak mengenal takut
Nirmana ; terlepas dari rasa harga diri
Nirmaya ;tanpa kebijaksanaan
Niroga ; bebas dari penyakit
Nirpataka ; terlepas dari kemalangan
Nirwasita ; bijaksana
Nirwata ; berputar
Niscala ; kokoh
Niscaya ; berketetapan hati
Niscita ; sungguh-sungguh
Nisita ; runcing
Niti ; tingkah laku yang baik dan benar
Nitijana ; berhati-hati
Nitimanta ; yang berkelakuan baik
Nitya ; tidak ada putusnya
Nityasa ;terus menerus
Niwasana ; kain, pakaian
Niwasika ; mempunyai tempat tinggal
Niyata ; dikendalikan
Nyata ; berkemampuan
O
Ogha ; wanita menderita cinta
Opal ; from the opal gemstone
Osadha ; ramuan obat
Osadhi ; obat
Osborn ; beruang yang sangat kuat
Ostha ; bibir
Pada ; kaki/rumah
Padapa ; tumbuh-tumbuhan
Padatala ; telapak kaki
Padika ; syair
Padma ; teratai merah
Padmarini ; indah dan tajam
Padmini ; wanita ulung
Pahang ; tangkai bunga
Paksa ; sayap/separuh bulan
Palapa ; memikat serta menarik hati
Palawa ; bersemi
Palguna ; musim ke delapan
Pana ; tangan
Panasa ; pohon nangka
Pandita ; orang yang arif bijaksana
Pandya ; orang suci dan bijaksana
Pangalasan ; jabatan, martabat
Pani ; tangan
Parabawa ; mencintai orang
Parahita ; memperhatikan kesejahteraan orang lain
Parama ; paling unggul
Paramesti ; berdiri paling depan
Paramita ; kebaikan & kebijakannya tidak terduga
Pararta ; berita
Paristuti ; sempurna kepuasannya
Pariwara ; berita iklan
Parna ; daun
Parusa ; tajam dan menusuk
Parwata ; gunung
Paryanto ; lingkaran
Paryem ; landasan
Pasa ; rantai
Pasada ; cincin
Pasi ; batu
Pastha ; bagian yang dalam
Pastika ; kristal
Pasugati ; mengunjungi
Pataka ; bendera
Patala ; bumi
Patangga ; terbang di angkasa
Patibrata ; sehidup semati
Patni ; istri
Patra ; pantas
Pawaka ; api
Pawana ; angin
Payoda ; awan, yang menghasilkan air
Pinggala ; keemasan
Pipilaka ; semut
Pita ; kuning
Praba ; cahaya, terang
Prabakti ; kasih saying
Prabala ; penting, keras dan kokoh
Prabangga ; sombong; congkak
Prabangkara ; matahari, pelukis
Prabasa ; terang benderang
Prabata ; dinihari, fajar
Prabawa ; kekuatan, tenaganya luar biasa
Pracanda ; hebat sekali
Pracara ; tampil ke depan
Pracima ; ke arah barat
Prada ; pemberian, bantuan
Pradana ; yang penting
Pradata ; jelas pandangannya
Pradipa ; lampu, cahaya, sinar
Pragiwaka ; mempunyai kewaspadaan
Praharsa ; sangat gembira
Prakasa ; terkenal
Pralapa ; perbincangan
Pralina ; larut
Pramada ; kelalaian
Pramana ; cara dapat pengetahuan secara benar
Pramatta ; bergairah
Pramoda ; kegembiraan yang berlebihan
Pramukha ; terkemuka
Prana ; nafas
Pranaja ; anak laik-laki
Pranama ; menghormati
Prapta ; tercapai
Prapti ; kekuatan yang menghasilkan sesuatu
Prasanti ; kedamaian, ketenangan
Prasara ; tersebar
Prasasta ; dipuji-puji
Prastuti ; terpuji-puji
Pratisena ; prajurit
Prawara ; paling terkemuka
Prayata ; bersifat saleh
Prayatna ; gigih usahanya
Prayoga ; penerapan pekerjaan
Priya ; cinta
Priyambada ; manis ucapannya
Priyatama ; kekasih yang utama
Punarbawa ; lahir kembali
Purajit ;penakluk benteng
Puraka ;hadir di mana-mana
Purana ; cerita lama (kuno)
Purantara ;ibukota
Purasaba ;istana
Purbani ;rendah sekali
Puri ; istana
Purwa ; permulaan
Puspamaya ; terbuat dari bunga
Puspita ; bunga
Pustaka ; buku, kitab
Pusti ; keadaan yang terpelihara dengan baik
R
Radithya ; matahari
Radmila ; bekerja untuk rakyat
Raga ; nafsu
Rajaswala ; penuh nafsu
Rajata ; perak
Rajni ; putri raja
Raksa ; perlindungan
Rakta ; berwarna merah; dipengaruhi nafsu
Ramaniya ; menyenangkan
Rania ; bangsawan
Rasa ; air
Rasendriya ; tajam semua inderanya
Rata ; kesenangan
Ratanika ; kereta perang
Ratih ; kesenangan, kegembiraan
Ratimaya ; bayangan keindahan
Ratnadewati ; gadis surga
Ratnaduhita ; wanita bagaikan permata
Ratnamaya ; bertahtakan permata
Rawi ; matahari
Rawikara ; berkas sinar matahari
Raynor ; prajurit yang kuat
Recaka ; bernafas
Resti ; bergairah
Reswara ; ulung, unggul, terkenal
Retisalya ; luka dalam hati
Rodra ; kejam
Rucira ; cemerlang
Ruciragati ; luwes
Rucita ; gemerlap
Rudira ; darah
Rudita ; ditangisi
S
Sabagya ; bahagia
Sabakti ;dengan hormat
Sabda ; bunyi
Sabha ; masyarakat terpandang
Sadagati ; angin
Sadajiwa ; hidup selamanya
Sadana ; penyelesaian
Sadara ; terhormat
Sadi ; baik, bagus, indah
Sadina ; pemilik kebaikan
Sadu ; berbudi luhur
Saduwarti ; luhur tingkah lakunya
Sadya ; dilaksanakan
Sagraha ; siap menolong
Sahardaya ; penuh perasaan
Saharsa ; bergembira
Sahasra ; seribu
Sahaya ; pembawaan
Sahir ; minuman
Sahitya ; kerukunan, solidaritas
Sahodha ; dibawa serta
Sahwahita ; bermanfaat bagi kita semua
Sahya ; mampu mempertahankan
Sajjana ; orang yang bijaksana
Saka ; dahan
Sakama ; mengerjakan dengan mudah
Sakanti ; cantik kemilau
Saki ; teman, pengiring
Sakta ; melekat, menurut kehendak hati
Sakti ; kekuatan yang hebat, energi
Sakuna ; burung
Sakunta ; burung gagak
Sakwari ; bulan
Sala ; rumah yang besar
Salindri ; pembantu wanita
Samagata ; datang bersama
Samahita ; tetap tegar, ketelitian yang besar
Samaja ; gajah
Samala ; pemenang
Samana ; nafas hidup
Samasta ; disatukan
Samba ; penuh kebajikan
Sambara ; mempersiapkan
Sambega ; dilunakan dengan kasih saying
Samboga ; kenikmatan yang lengkap
Samida ; kayu bakar
Samira ; angin
Samiti ; ayat suci
Samitra ; berteman
Samiya ; keseimbangan
Samoda ; penuh kesukaan
Sandang ; watak
Sandya ; persatuan
Sangkara ; menyebabkan kemakmuran
Sangsaya ; penuh keraguan
Santa ; tenang, sentosa
Santika ; yang mendamaikan
Santosa ; kepuasan
Santusta ; kepuasan yang sangat besar
Sapadi ; dibandingkan
Saraga ; dikuasai nafsu
Sarana ; tempat perlindungan
Sarkara ; madu
Sarpa ; ular
Sarwa ; seluruh
Sarwada ; pemberi segala sesuatu
Sarwaga ; hadir di mana-mana
Sarwari ; malam
Sarwati ; semuanya dipertimbangkan dalam hati
Sarwendah ; semuanya serba indah
Saskara ; kebenaran dan kemurnian
Sasmita ; senyum yang penuh arti
Sastra ; ilmu pengetahuan
Satwika ; menyatukan budi dan jiwa
Satya ; tulus hati
Satyawadi ; berbicara secara jujur
Sayaka ;anak panah
Sewagati ; pengabdian
Sikara ; keras melaksanakan kehendak
Sikartini ; puncak gunung
Sila ; tingkah laku
Silawarti ; berkelakuan baik
Sitala ; sejuk
Sitanggu ; bersinar dingin
Sitara ; bintang pagi
Sitaresmi ; sinar rembulan
Siwanda ; dunia
Siwarka ; matahari
Siwastuti ; melakukan pemujaan
Smara ;mengingat
Sodha ; suci, murni
Soka ; duka cita
Sokya ; kebahagiaan
Soma ; rembulan
Sonita ; darah
Sopana ; sarana untuk mencapai
Soraba ; harum, wangi
Sri ; kemakmuran
Srimaya ; kemegahan
Star ; sebuah bintang
Suba ; cemerlang
Subaga ; untung, bahagia, indah
Subrata ; teguh
Sujana ; yang saleh dan patut dihormati
Sujiwati ; jiwa yang tercinta
Sukanya ; gadis cantik
Sukti ; mutiara
Sulaksmi ; cantik
Sundara ; indah
Supala ; menghasilkan buah yang baik
Suparna ; bersayap indah
Surajana ; pahlawan
Suteja ; sangat cemerlang
Sutrapti ; sangat puas
Suwarna ; emas
Syandana ; mengalir terus
Tadana ; menyolok
Tadya ; tertip
Tamisra ; kejengkelan
Tandri ; kelesuan
Tantra ; bagian yang mendasar
Tantri ; kawat atau senar untuk kecapi
Tanu ; langsing
Tara ; cara yang istimewa
Taraksa ; serigala
Tarangga ; bintang
Taranggana ; kelompok bintang
Tarka ; mengira, menaksir, menduga
Tarpana ; memuaskan hati
Taruni ; gadis/perempuan muda
Tarupala ; buah
Taruwara ; pohon terbaik
Teripta ; kepuasan
Thani ; kekal, abadi
Tibra ; kuat dan keras
Tiksna ; tajam, bersemangat
Tila ; bibir
Tilaka ; tanda pengenal
Tira ; pantai
Tisti ; terkemuka
Tita ; air mata
Tiyasa ; luar biasa
Toyadi ; samudra
Tranggana ; nama bintang
Tripta ; kepuasan
Triyasa ; tiga macam jasa (perbuatan)
Tuhina ; halimun, embun yang sangat dingin
Tunas ; menerima
Tungga ; tinggi, mulia, utama
Tusara ; salju
Ucca ; tinggi, agung
Uccarana ; pengucapan
Uda ; air; makmur
Udadi ; lautan, samudera
Udahani ; lautan, samudra
Udaka ; air
Udana ; bernafas secara lembut
Udara ; termasyhur, agung
Udarana ; contoh yang menjelaskan
Udasina ; bebas daari cinta dan naafsu
Udaya ; muncul, terbit
Udayadri ; gunung sebelah timur
Uddhiharta ; terpilih
Udhata ; ditinggikan
Udita ; hamil
Ugra ; sangat kuasa
Uma ; lambang keberanian
Unggarana ; pengucapan
Upadasta ; contoh
Upadaya ; pengajar
Upadhana ; bantal, kasur kecil
Upakara ; pertolongan
Upala ; batu mulia
Upangga ; berkarya
Upasaka ; pemujaan
Upasama ; kemakmuran, kesentosaan
Upasanta ; pengendalian diri
Upasraya ; perlindungan
Upih ; burung bangau
Urdha ; mulia
Urdhwa ; tinggi menjulang
Urmi ; ombak samudra
Urna ; benang wol
Urni ; berpakaian wol
Usa ; malam
Usna ; panas
Usnika ; bersinar panas
Usnisa ; ikatan kepala
Ustana ; pemusatan pikiran
Ustra ; hewan onta
Utpada ; berpenghasilan
Utpadaka ; yang menghasilkan
Utpata ; terbang
Utpula ; terbuka lebar
Utsawa ; pesta besar
Baca Juga Arti Makna Filosofis Takir Jawa
V
Veda ; bijaksana
W
Wahita ; dilaksana
Wahuta ; pelaksana
Wahya ; lahiriah
Wahyatma ; lahir batin
Waji ; kuda jantan
Wajini ; kuda betina
Wajna ; mengambil bagian
Wakta ; pembicara
Wala ; muda, berlimpah
Walawa ; pengembala
Waluka ; batu kerikil
Wanadri ; gunung berhutan
Wanda ; memuji
Wandira ; pohon beringin
Wangsa ; garis keturunan
Waradana ; hadiah yang bernilai
Waragang ; prajurit muda usia
Warana ; menangkis
Waraprada ; pemberi dana
Warastika ; batu kristal
Waratmaja ; anak yang unggul
Wari ; air
Warjana ; mengeluarkan
Warna ; bentuk penampilan
Warsa ; tahun
Wasa ; berkekuatan, bersinar
Wasaka ; bertempat tinggal
Wasara ; siang hari
Wasi ; ada kemauan
Wasita ; berbau harum
Wasitwa ; kakuasaan
Wastu ; berharta benda
Wasudha ; negara
Wasundara ; bumi
Wasya ; ditundukkan
Wata ; angin
Wati ; pandai, berkemampuan
Wawi ; melaksanakan segera
Wayah ; usia penuh semangat
Wayasa ; burung gagak
Wayu ; angin
Wegig ; ceroboh
Wesa ; pakaian
Wibana ; nirwana
Wibasa ; mempergunakan kekerasan
Warjana ; mengeluarkan
Warna ; bentuk penampilan
Warsa ; tahun
Wasa ; berkekuatan, bersinar
Wasaka ; bertempat tinggal
Wasara ; siang hari
Wasi ; ada kemauan
Wasita ; berbau harum
Wasitwa ; kakuasaan
Wastu ; berharta benda
Wasudha ; negara
Wasundara ; bumi
Wasya ; ditundukkan
Wata ; angin
Wati ; pandai, berkemampuan
Wawi ; melaksanakan segera
Wayah ; usia penuh semangat
Wayasa ; burung gagak
Wayu ; angin
Wegig ; ceroboh
Wesa ; pakaian
Wibana ; nirwana
Wibasa ; mempergunakan kekerasan
Wibawa ; berkekuatan, bersinar
Wicaksana ; bijaksana
Wicara ; mendalam pertimbangannya
Wicarana ; kebimbangan
Widita ; diketahui
Wigani ; selalu dalam pengingatan
Wigata ; berangkat
Wija ; pelipis, dahi
Wikrama ; keteguhan hati
Wilapa ; ratapan
Wilasa ; kesenangan
Wiloka ; menjadi sadar
Wirasa ; hambar
Wirasana ; bersikap pahlawan
Wirati ; membebaskan diri dari hawa nafsu
Wisala ; sangat termasyhur
Wisaya ; mempunyai daerah kekuasaan
Wiskira ; yang menyebarkan
Wisma ; bersifat universal
Wistara ; jelas dan pandai
Wisti ; karya yang diwajibkan
Wita ; kekayaan
Witana ; berjumlah banyak
Wiwara ; celah
Wiyoga ; berpisah dengan derita
Wicaksana ; bijaksana
Wicara ; mendalam pertimbangannya
Wicarana ; kebimbangan
Widita ; diketahui
Wigani ; selalu dalam pengingatan
Wigata ; berangkat
Wija ; pelipis, dahi
Wikrama ; keteguhan hati
Wilapa ; ratapan
Wilasa ; kesenangan
Wiloka ; menjadi sadar
Wirasa ; hambar
Wirasana ; bersikap pahlawan
Wirati ; membebaskan diri dari hawa nafsu
Wisala ; sangat termasyhur
Wisaya ; mempunyai daerah kekuasaan
Wiskira ; yang menyebarkan
Wisma ; bersifat universal
Wistara ; jelas dan pandai
Wisti ; karya yang diwajibkan
Wita ; kekayaan
Witana ; berjumlah banyak
Wiwara ; celah
Wiyoga ; berpisah dengan derita
Y
Yajamana ; uang membiayai pengorbanan
Yajna ; taat sekali
Yajuh ; doa, mantera
Yakti ; penampilannya tampak jelas
Yama ; pengendalian diri
Yamanda ; dunia yama
Yamani ; neraka
Yantra ; alat, sarana
Yasa ; kemuliaan, kehormatan
Yasah ; nama harum
Yasti ; tongkat
Yatalia ; permainan pengisi waktu
Yatana ; kesengsaraan
Yatarta ; sesuai dengan keadaannya
Yatha ; menurut
Yati ; telah mengendalikan nafsunya
Yatita ; berusaha keras
Yatna ; mengerahkan tenaga
Yoga ; mencapai kesatuan
Yogi ; of the yoga practice
Yogini ; petapa wanita
Yogiswara ; pendeta, orang suci
Yogya ; patut, pantas
Yuganta ; akhir jaman
Sumber
Abdullah, W. dan S. L. Handayani. 2007. Bahasa Jawa Kuna: Sejarah, Struktur dan
Leksikonnya. Surakarta: Jurusan Sastra Daerah Fakultas Sastra dan Seni Rupa
Universitas Sebelas Maret Surakarta
Arps, B. 2019. The power of the heart that blazes in the world: An Islamic theory of religions in early modern Java. Indonesia and the Malay World. 47 (139). ISSN 1363-9811.
Chaer, Abdul. 2012. Linguistik Umum. Jakarta: Rineka Cipta.
Erawati, N. K. R. 2015. Memahami Klausa dan Kalimat Teks Bahasa
Jawa Kuna. Denpasar: CV Dharmapura.
Erawati, N. K. R. 2015. Eksistensi dan Dinamika Kosa Kata Bahasa Jawa Kuna pada Masyarakat Bali Masa Kini. Jurnal Kajian Bali. 05 (01): 123-142.
Gonda. J. 1973. Sanskrit in Indonesia. New Delhi: Aditya Prakashan
Mijianti, Y. 2017. Peran Bahasa Jawa dan Bahasa Melayu untuk Bahasa Indonesia. Jurnal Ilmiah
Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. 02 (01): 114-125. ISSN: 2505-5804.
Rahayu, K. 2012. Basa lan Sastra Jawa Pepak. Planet Ilmu. Yogyakarta. ISBN: 978-979-877-290-0
Robins, R.H. 1992. Linguistik Umum Sebuah Pengantar (terjemahan Soenarjati
Djajanegara). Kanisius. Yogyakarta
Yahya, M. 2018. Kajian Historis Komparatif Bahasa Jawa Kawi terhadap Bahasa Jawa Baru Tinjauan Leksikologi dan Glotokronologi. Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta. Diakses 29 Januari 2022 pukul 16.00. <https://www.researchgate.net/>
Zoetmulder, P.J. dan S.O. Robson. 1995. (Edisi terjemahan oleh
Darusuprapta dan Sumarti Suprayitna). Kamus Bahasa Jawa
Kuna-Indonesia. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.