Hidup Dalam Imajinasi
Puisi Tentang Kritik Sosial/narasiinspirasi.com |
oleh
Rafif Tosanda
(Ig: @rtosanda)
(Malang Mulai Sejuk, 25 April 2021)
Hari ini burung-burung bebas menjadi saksi
Bahwa pada zaman ini kita dihadapkan pada pancaroba perobahan
Segala tuntutan, standarisasi semakin gila dan menjadi
Entah dari kerabat, keluarga hingga dari diri pribadi
Semua harus berpatok pada kisah mereka yang sukses berlimpah materi
Ruang eksplorasi harus dicukur dan dibatasi
Tuntutan-tuntutan yang bahkan datangnya bukan dari mimpi pribadi
Semua sudah memiliki garis dan kodrat seperti mereka bilang
Tidak ada kesamaan antar satu dengan yang lain
Namun kadang garis itu harus dipaksa sedemikian rupa
Hingga harus menjadi samar lantas memudar
Visi misi hidup hanya menjadi jargon semu menguap bersama kecapan lisan
Karena mengerti bahwa tindakan bukan lagi menjadi milik pribadi yang asasi
Segala bentuk ekspresi kini hanya sebatas emosi hidup yang tak bisa dinikmati
Idealisme diri dicabik - cabik oleh realita kehidupan
Sebab mereka yang manut lah yang akan mampu hidup mapan
Dihormati bahkan dikagumi...
Entah dunia yang berubah atau memang nurani yang telah mati
Hidup di alam imajinasipun hanya boleh bermimpi
Karena pada intinya kita hidup untuk berjuang menemukan esensi bukan saling menunjukkan arogansi pribadi
Baca Juga
Puisi Senja : Senja Kehilangan Sinar
Puisi Rindu : Syair Cahaya Malam
Puisi Politik : Retorika Di atas Stipulasi
Puisi Keraguan : Gejolak Diri
Puisi Cinta : Embun Sisa Hujan
Sajak Tentang Kemiskinan: Kemiskinan dan Penderitaan
Manifesto Tentang Cinta : Cinta Adalah Seni Mengelola Konflik Antara Dua Individu