Syair Cahaya Malam/narasiinspirasi.com |
Oleh
Fajar R. Wirasandjaya
(Tulungagung Sunyi, 15 Januari 2020)
Ketika dunia terasa tak lagi ramah
Lembah tak lagi berwarna hijau...
Bukit-bukit tak lagi bernyanyi...
Angin tak lagi bertiup sejuk...
Matahari bersinar penuh kedengkian
Mengusir lantang penuh makian
Senja telah lama kelelahan
Menembus tirai cakrawala jingga
Dan mega-mega merangkak sedih
dibalik dinding-dinding batu
Biarlah semua berlaku seperti itu
Seperti alam semesta
Sebagaimana mestinya...
Tak perlu meneteskan air mata
Karena sia-sia tanpa makna
Lebih baik terus tersenyum
Sekalipun hati tersayat luka
Malam ini akan kumainkan nada
Bait-bait asmara
Syair-syair penuh cinta...
Yang akan mengoyak kesunyian
Menyembuhkan jiwa-jiwa yang terluka...
Puisi Tentang Semesta : Takdir Yang Lemah
Syair-syair penuh cinta...
Yang akan mengoyak kesunyian
Menyembuhkan jiwa-jiwa yang terluka...
Demikianlah sunyi telah bertitah...
Kedamaian akan datang dengan pasrah...
Rindu akan pergi bersimbah darah
Rindu akan pergi bersimbah darah
Baca Juga
Puisi Alam: Angin dan Malam
Puisi Pendek Tentang Rindu: Merindu Kembali
Puisi Pendek: Sang Pencari
Puisi Malam: Slamet dan Banyu Alam
Puisi Perjuangan: Engkau Telah Tumbuh Dewasa
Puisi Malam Dingin: Perapian Perapian Kecil
Puisi Resah: Malam Datang Bersimbah Resah
Puisi Alam: Angin dan Malam
Puisi Pendek Tentang Rindu: Merindu Kembali
Puisi Pendek: Sang Pencari
Puisi Malam: Slamet dan Banyu Alam
Puisi Perjuangan: Engkau Telah Tumbuh Dewasa
Puisi Malam Dingin: Perapian Perapian Kecil
Puisi Resah: Malam Datang Bersimbah Resah
Narasi Inspirasi media terpercaya yang menyajikan informasi menarik seputar dunia Sastra, Sejarah, Sosial Politik, Pertanian, Peternakan dan Alam Pikir Manusia.
Narasi Inspirasi ©2020 narasiinspirasi.com