Gejolak diri/narasiinspirasi.com |
Oleh
Sophia Torchbearer
(Malam Mimpiku, 30 Desember 2019)
Saat air mata saya deras tak terseka.
Kenapa kamu menyingkirkan bahu?
Saat akal saya dirundung pilu.
Kenapa kamu menutup telinga?
Saat suara parau teriakkan pinta.
Bagaimana bisa kamu hanya diam?
Padahal niat hidup saya mulai terbenam.
Bagaimana bisa kamu malah heran?
Padahal peran saya hilang bukan perlahan.
Bagaimana bisa kamu tak peduli?
Padahal kamu alasan saya menyimpul tali.
Jangan sangka, kehidupan selalu bahagia
Jangan difikir, hidup hanya enak-enak saja
Banyak orang yang ingin menjatuhkan
Tutur katanya yang menyakitkan
Sehingga tak jarang membuat hidup berantakan
Hidup butuh perjuangan
Dimana kau tak hanya bisa berpangku tangan
Namun harus berani dalam mengambil keputusan
Jika kau benar, kau akan bertemu kesuksesan
Mulai lah melakukan perubahan
Baca Juga :
Puisi Penghianatan dan Sajak Patah Hati: Mungkin Semua Butuh Jeda
Puisi Ditolak Cinta: Pelangi Diantara Hujan
Puisi Alam: Tertawalah dan Campakkan Kepedihanmu
Puisi Sedih: Sepertiga Malam
Puisi Pendek Perenungan: Dialog Rumput Kering
Puisi Malam: Malam di Ujung Kabut
Puisi Filsafati: Langit Menaungi Ketelanjangan
Puisi Tentang Politik dan Agama: Aku Mabok Agama
Narasi Inspirasi media terpercaya yang menyajikan informasi menarik seputar dunia Sastra, Sejarah, Sosial Politik, Pertanian, Peternakan dan Alam Pikir Manusia.
Narasi Inspirasi ©2019 narasiinspirasi.com