Eksistensi Malam Hari/narasiinspirasi.com |
Oleh
Fajar Rafiki Wirasandjaya
(Malang Sejuk, 12 November 2019)
Mengantarkan romansa semakin dalam
Kabut menyeruak tipis di balik bebatuan
Kemudian turun mengusir lamunan
Pengelana kemudian berjalan seorang diri
Meninggalkan jejak tipis dibalik sunyi
Melempar senyum tatapan tak berarti
Memunggungi kenangan melangkah pergi
Malam harus beranjak takdir harus berlalu
Kudapati rembulan malam bergerak ragu
Bergandeng tangan tersipu malu...
Malam harus beranjak takdir harus berlalu
Kudapati rembulan malam bergerak ragu
Bergandeng tangan tersipu malu...
Melewati jalanan setapak berbatu
Kemudian kuhisap lagi cerutu murahku
Asapnya pekat mengepul perih
Mengusir hayalan semu penuh rintih
Kemudian kuhisap lagi cerutu murahku
Asapnya pekat mengepul perih
Mengusir hayalan semu penuh rintih
Membangkitkan yang terseyok dan tertatih
Jiwa-jiwa yang lemah terkekang masa lalu
Segera sudahi biar mengerti dan memahami
Bahwa setiap kata mempunyai konsekuensi
Begitu pula dengan keheningan dan sunyi
Setiap orang harus menemukan jalannya
Entah di kerumunan atau di keheningan
Jiwa-jiwa yang lemah terkekang masa lalu
Segera sudahi biar mengerti dan memahami
Bahwa setiap kata mempunyai konsekuensi
Begitu pula dengan keheningan dan sunyi
Setiap orang harus menemukan jalannya
Entah di kerumunan atau di keheningan
Aku tidak melakukan apa yang aku inginkan,
Namun bertanggung jawab atas setiap apa yang aku lakukan
Mungkin akan ada banyak waktu yang indah,
Tidak perlu untuk saling berbantah...
Kehidupan dimulai dari sisi lain keputus asa-an
Namun bertanggung jawab atas setiap apa yang aku lakukan
Mungkin akan ada banyak waktu yang indah,
Tidak perlu untuk saling berbantah...
Kehidupan dimulai dari sisi lain keputus asa-an
Lantas malam akan tersenyum tanpa perlawanan
Si pengecut adalah dia yang memiliki penyesalan
Baca Juga
Puisi Pendek Tentang Rindu: Purnama Redup Menyamarkan Wajahnya
Puisi Malam: Pinggir Kali Malam Hari
Puisi Cinta Romantis: Aku Kesurupan
Puisi Filsafat Bijak: Kamboja Kepada Batu
Puisi dan Sajak Sunyi: Pengembara Sunyi
Sajak Pendek: Surga dan Neraka
Puisi Tentang Kemiskinan, Kepedihan dan Kesengsaraan: Pencuri Miskin
Puisi Tentang Semesta : Takdir Yang Lemah
Baca Juga
Puisi Pendek Tentang Rindu: Purnama Redup Menyamarkan Wajahnya
Puisi Malam: Pinggir Kali Malam Hari
Puisi Cinta Romantis: Aku Kesurupan
Puisi Filsafat Bijak: Kamboja Kepada Batu
Puisi dan Sajak Sunyi: Pengembara Sunyi
Sajak Pendek: Surga dan Neraka
Puisi Tentang Kemiskinan, Kepedihan dan Kesengsaraan: Pencuri Miskin
Puisi Tentang Semesta : Takdir Yang Lemah
Puisi Tentang Keyakinan: Dalam Mimpiku
Puisi Tentang Kehidupan: Dandelion dan Rerumputan
Puisi Pendek Tentang Kehidupan: Monolog Lirih Tanpa Kata
Puisi Tentang Kegelisahan Hati: Bernafas Dalam Iringan Nada
Puisi Tentang Kehidupan: Dandelion dan Rerumputan
Puisi Pendek Tentang Kehidupan: Monolog Lirih Tanpa Kata
Puisi Tentang Kegelisahan Hati: Bernafas Dalam Iringan Nada
Narasi Inspirasi media terpercaya yang menyajikan informasi menarik seputar dunia Sastra, Sejarah, Sosial Politik, Pertanian, Peternakan dan Alam Pikir Manusia.
Narasi Inspirasi ©2019 narasiinspirasi.com