Purnama Redup Menyamarkan Muram Wajahnya
Ilustrasi Purnama |
oleh
Fajar R.Wirasandjaya
(Malam Dingin, 21 September 2019)
Di bawah sinar cahaya purnama
Mengalirlah bening tirta kehidupan
Jernih gemericik tenang tanpa dasar
Mengendapkan jiwa-jiwa yang sunyi
Mengendapkan jiwa-jiwa yang sunyi
Menyebrangi arus diiringi cahaya damar
Di antara jerat rimbun duri semak belukar
Di antara jerat rimbun duri semak belukar
Pinus menggugurkan daunnya yang terbakar
Lalu jatuh terseret arus terdampar
Lalu jatuh terseret arus terdampar
Bersembunyi di tepian batu besar
Ada angin yang kemudian datang menyambut dingin
Lantas embun bening luruh terjatuh
Purnama padam menyembunyikan wajah muram
Bayangannya memantul ragu dan semu
Ada angin yang kemudian datang menyambut dingin
Lantas embun bening luruh terjatuh
Menetes tepat diantara sela-sela kepala
Terperanjat bangkitlah ia...
Terperanjat bangkitlah ia...
Menahan kaki yang terluka
Menyadarkan dia yang telah meringkuk lama
Menyadarkan dia yang telah meringkuk lama
Sinar matanya gelisah bola matanya basah
Purnama padam menyembunyikan wajah muram
Bayangannya memantul ragu dan semu
Kosong kehilangan isi
Mencari jawaban tanpa pernyataan
Menemukan arti dari suatu yang sejati
Menembus penghadang yang kokoh menghalangi
Bayangannya perlahan pudar tapi menyatu kembali
Susah payah ia berusaha membebaskan diri
Belenggu yang mengurungnya selama ini
Kabut pekat sesak menjelma menyelimuti ilusi
Menikmati wajah sunyi kebenaran tanpa keraguan
Melepaskan akar-akar liar yang mengikat
Wujud semu mimpi yang menjerat
Baca Juga
Puisi Penghianatan dan Sajak Patah Hati: Mungkin Semua Butuh Jeda
Puisi Ditolak Cinta: Pelangi Diantara Hujan
Puisi Alam: Tertawalah dan Campakkan Kepedihanmu
Puisi Sedih: Sepertiga Malam
Puisi Pendek Perenungan: Dialog Rumput Kering
Puisi Malam: Malam di Ujung Kabut
Puisi Filsafati: Langit Menaungi Ketelanjangan
Mencari jawaban tanpa pernyataan
Menemukan arti dari suatu yang sejati
Menembus penghadang yang kokoh menghalangi
Bayangannya perlahan pudar tapi menyatu kembali
Susah payah ia berusaha membebaskan diri
Belenggu yang mengurungnya selama ini
Kabut pekat sesak menjelma menyelimuti ilusi
Menikmati wajah sunyi kebenaran tanpa keraguan
Melepaskan akar-akar liar yang mengikat
Wujud semu mimpi yang menjerat
Baca Juga
Puisi Penghianatan dan Sajak Patah Hati: Mungkin Semua Butuh Jeda
Puisi Ditolak Cinta: Pelangi Diantara Hujan
Puisi Alam: Tertawalah dan Campakkan Kepedihanmu
Puisi Sedih: Sepertiga Malam
Puisi Pendek Perenungan: Dialog Rumput Kering
Puisi Malam: Malam di Ujung Kabut
Puisi Filsafati: Langit Menaungi Ketelanjangan