Kamboja Kepada Batu
Oleh
Fajar Rafiki
(Malam Bersimbah Resah, 29 Juli 2019)
Di depanku...
Jalanan berdebu
Sedari tadi kusaksikan
Kamboja putih berguguran
Mahkotanya tetap utuh
Diterpa angin saat jatuh
Di depanku...
Kusaksikan sebuah keresahan
Batu terdengar menggerutu,
"Aku tidak seberuntung dirimu, pohonmu tinggi bungamu wangi."
Samar kamboja berujar, "Tapi aku rapuh tak sepertimu yang tangguh."
Anjing yang sedari tadi menahan kencing ikut terpancing
Ia menyahut "Berhentilah meratap, berhentilah menggerutu."
Ia melanjutkan, "Kamboja harum mu wewangi membuatku rindu."
Ia menoleh ke arah batu, "Tak perlu iri kepada kamboja, dirimu tangguh meskipun berdebu, kotor dan tak tersentuh."
"Jadilah batu seutuhnya, batu yang tak berteriak walau terinjak, tak marah walupun dikencingi dan diludahi"
Dadaku berdetak tak menentu...
Anjing yang tadi dilempari kayu
Mengajariku kebijaksanaan ilmu...
Ternyata mendahulukan wujud daripada sifat adalah keliru.
Baca Juga
Puisi Alam: Angin dan Malam
Puisi Pendek Tentang Rindu: Merindu Kembali
Puisi Pendek: Sang Pencari
Puisi Malam: Slamet dan Banyu Alam
Puisi Perjuangan: Engkau Telah Tumbuh Dewasa
Puisi Malam Dingin: Perapian Perapian Kecil
Puisi Resah: Malam Datang Bersimbah Resah