Sepertiga Malam
Oleh
Fajar R. Wirasandjaya
(Malam Dini Hari, 20 Mei 2019)
Isyarat seruan kasih...
Bergema di ujung lorong lirih
Membangkitkan jiwa yang lama tertatih
Kemudian angin menyadarkan lamunan...
Mengantar yang rapuh
Mengantar yang rapuh
Berkelana hingga jauh...
Diantara sunyi bebatuan taman...
Cemara meranggas dikala senja
Jiwa ku tenggelam makin dalam...
Hanyut lepas tangan terbebas
Mengembara bersama arus
Terdampar di senyuman yang tulus
Bayanganmu samar
Kibaran rambutmu tak mengusik
Tatapanmu hangat,
Membakar dingin tak berisik...
Kulihat cahaya lilin
Teduh menghangatkan...
Dimana ada ranggas merapuh
Senyum indah tak tersentuh
Pudar bersama padam lilin yang jatuh
Baca Juga
Puisi Malam: Eksistensi Malam Hari
Puisi Pendek: Hati Manusia Itu Kosong dan Hambar
Puisi Hujan: Hujan Pertama Bulan November
Puisi Rindu: Dapatkan Aku Menjadi Penghujan Diantara Kemaraumu
Puisi Inspirasi: Gubuk Lusuh dan Lesu
Puisi Sedih dan Patah Hati: Romansa Mengekang Jiwa
Puisi Pendek Tentang Perjalanan Manusia dan Alam: Di Ujung Perjalanan Yang Membelenggu
Diantara sunyi bebatuan taman...
Cemara meranggas dikala senja
Jiwa ku tenggelam makin dalam...
Hanyut lepas tangan terbebas
Mengembara bersama arus
Terdampar di senyuman yang tulus
Bayanganmu samar
Kibaran rambutmu tak mengusik
Tatapanmu hangat,
Membakar dingin tak berisik...
Kulihat cahaya lilin
Teduh menghangatkan...
Dimana ada ranggas merapuh
Senyum indah tak tersentuh
Pudar bersama padam lilin yang jatuh
Baca Juga
Puisi Malam: Eksistensi Malam Hari
Puisi Pendek: Hati Manusia Itu Kosong dan Hambar
Puisi Hujan: Hujan Pertama Bulan November
Puisi Rindu: Dapatkan Aku Menjadi Penghujan Diantara Kemaraumu
Puisi Inspirasi: Gubuk Lusuh dan Lesu
Puisi Sedih dan Patah Hati: Romansa Mengekang Jiwa
Puisi Pendek Tentang Perjalanan Manusia dan Alam: Di Ujung Perjalanan Yang Membelenggu