Rumput hijau di padang datar
Mulai layu tampak menguning
Berbunga tapi tak kunjung mekar
Mulai layu tampak menguning
Berbunga tapi tak kunjung mekar
Gersang diselimuti debu kering
Seorang diri menolak mati,
Mencoba tumbuh tanpa peneduh
Mencoba tumbuh tanpa peneduh
Surya megah bersinar dengan gagah
Mengusir awan pengantar hujan
Angin bertiup kasar tanpa permisi
Menghantar udara kering tanpa wewangi
Kemudian arus beriak mendamparkanku
Ke tempat kering tiada pepohonan,
Pengelana seorang diri menyeru pada rumput,
Kenapa engkau masih saja damai diantara ketidak pastian?
Rumput menyahut tanpa terduga, sesungguhnya tiada yang pasti kecuali kematian
Maka kenapa aku harus risau dengan ketidak pastian
Pengelana terheran mendengar seruan rumput,
Ia kembali bertanya,
apa yang membuatmu mampu bertahan seorang diri,
Mencoba semi diantara kengerian
Rumput kembali menjawab,
Karena aku meyakini hanya kepada Tuhanku lah aku berasal dan akupun akan kembali
Aku tiada ragu akan takdir dan kehendak Tuhan
Pengelana pun terdiam mencoba memahami
Angin pun kembali bertiup,
Menggoyang pucuk daun berserakan
Menggiring suasana seolah teduh
Pengelana kemudian melanjutkan langkah
Mencoba mengusir ragu dalam hati
Baca Juga
Puisi Pendek Tentang Rindu: Purnama Redup Menyamarkan Wajahnya
Puisi Malam: Pinggir Kali Malam Hari
Puisi Cinta Romantis: Aku Kesurupan
Puisi Filsafat Bijak: Kamboja Kepada Batu
Puisi dan Sajak Sunyi: Pengembara Sunyi
Sajak Pendek: Surga dan Neraka
Puisi Tentang Kemiskinan, Kepedihan dan Kesengsaraan: Pencuri Miskin
Puisi Tentang Politik dan Agama: Aku Mabok Agama
dialog ini pasti memiliki makna tersendiri
BalasHapusKabari saya, kalau kamu menangkap maknanya, hehe
BalasHapusSalam...