Malam Datang Bersimbah Resah
Oleh
Fajar Rafiki W.
(Malang Malam Sunyi, 23 Februari 2018)
Malam yang pekat telah lama larut
Capung rawa hinggap di kelopak seroja
Kutemukan sebait senja terjatuh di halaman rumah
Lalu kupungut satu persatu dan kupakaikan sehelai gaun malam
Kuhias agar nampak cantik dan bermakna
Canda sang malam di antara redup kerlip para bintang...
Sebaris tawa nan riang tertelan oleh getirnya rindu yang malang...
Tak ada yang mengerti isi suasana hati
Kupu-kupu terbang sendiri tersesat tak tentu arah kedalam hati
Malam yang malang datang bersimbah resah..
Karamkan hari-hariku yang telah layu
Dipanggang oleh amarah sang surya
Pada siapa kutitipkan harapan
Pada siapa keresahan dikisahkan?
Jika gelap telah menutupi pandangan..
Di jemari tangan yang sepiKaramkan hari-hariku yang telah layu
Dipanggang oleh amarah sang surya
Pada siapa kutitipkan harapan
Pada siapa keresahan dikisahkan?
Jika gelap telah menutupi pandangan..
Malam berlalu penuh ketakutan
Rindu berlalu pergi dari pintu ke pintu
Tanpa makna yang berarti
Mari bersulang segelas anggur
Tenggelam dalam botol bir yang berbusa
Dan berdamai dengan Sang Sepi..
Sebab hanya dia yang menemani malam ini
Baca Juga
Puisi Pendek: Titik Temu
Puisi Cinta: Pecinta Yang Hilang Cintanya
Puisi Ketuhanan: Pendakian ke Alam Imajinal
Puisi Perjalanan: Elysia Seorang Avonturir
Puisi Cinta Romantis: Untukmu Kekasih
Puisi Perjalanan: Segelas Tuak di Atas Gunung
Narasi Sajak Kekecewaan: Bunga Itu Suatu Saat Akan Layu dan Mati