Jiwa Yang Ceria
oleh
F. R. Wirasandjaya
(Tanpa Ujung, 22 June 2017)
Sebuah kengerian segera menyergapku.
Tapi, pikiran itu satu hal, sementara perbuatan adalah hal lain, dan pikiran tentang perbuatan adalah hal lainnya lagi. Roda sebab-akibat tidak berputar di antara mereka
Ada terdapat lebih banyak kebijaksanaan dibalik tubuhmu daripada dibalik filosofi terdalammu
Ada satu hal yang harus dimiliki,
Apakah jiwa yang ceria karena alam, atau jiwa yang ceria karena seni atau pengetahuan.
Kalian belum mencari diri kalian sendiri: lalu kalian menemukan diriku. Demikianlah yang terjadi pada semua orang yang percaya; karena itulah kepercayaan dan iman begitu kecil artinya.
Ketika kalian menjadi keinginan dari kehendak yang satu, dan ketika perubahan kehendak itu kau sebut sebagai keharusan,
Tidakkah yang paling berat itu adalah ini: merendahkan diri untuk membunuh keangkuhan? Mempertontonkan ketololan untuk mencemooh kebijaksanaan kita sendiri?
Pemikiran adalah bayangan dari perasaan kita selalu lebih gelap, lebih kosong, dan lebih sederhana.
Jangan percayai mereka yang berkoar terlalu banyak tentang betapa adilnya mereka! Sesungguhnya dalam jiwa mereka, tidak hanya madu yang akan kau dapati. Sesungguhnya manusia adalah arus yang tercemar. Seseorang harus menjadi seperti laut, untuk menerima arus tanpa harus kotor
Terinspirasi
(Also sprach Zarathustra, Frederich Nietzsche)