Takdir Yang Lemah
oleh
Fajar RW (Dingin, 26 Juli 2017)
Bibir angin mencumbui bunga mawar,
Yang mekar pada ranting pohon cabang pertama
Mempesona nafas kenikmatan panjang rintihan lirih
Kebahagiaan jiwa ketika ia menghadap semesta
Jemari lelaki kecil kaki telanjang
Melangkah bahagia dirumpun ilalang
Ditemani berisik gesekan sayap jangkrik
Menapak kerikil batuan cadas melaju tiada ragu meski terhempas
Dan rasa ketertarikanku sudah cukup,
Akan ku tumpahkan kepada tanah-tanah kering ini
Agar dia tumbuh oleh tanaman-tanaman liar
Yang menghubungkan pengasingan masa lalu dengan bayangan masa depan
Para pribadi rapuh yang berdiri berdampingan
Mempertentangkan cinta dengan kedengkian dari takdir yang lemah
Itulah perpaduan anggur kuning dengan anggur jingga untuk menghasilkan paduan keemasan,
Warna cakrawala saat fajar merah merekah.
Itulah pertentangan dua ruh
Yang mempertentangan dua jiwa menuju kesatuan.
Janji janji surga makin menguatkan
Itulah pertentangan dua ruh
Yang mempertentangan dua jiwa menuju kesatuan.
Janji janji surga makin menguatkan
Membangkitkan jalan kekuatan
Ia adalah curahan hujan dari langit murni ke dalam kesucian alam,
Menguatkan mereka mengarungi miskin dan susah kehidupan
Ia adalah curahan hujan dari langit murni ke dalam kesucian alam,
Menguatkan mereka mengarungi miskin dan susah kehidupan
Baca Juga
Puisi Tentang Politik dan Agama: Aku Mabok Agama
Puisi Tentang Rindu: Jalan Semesta
Puisi Tentang Sunyi: Mawar Sunyi Bersemi
Puisi Tentang Keyakinan: Dalam Mimpiku
Puisi Tentang Kehidupan: Dandelion dan Rerumputan
Puisi Pendek Tentang Kehidupan: Monolog Lirih Tanpa Kata
Puisi Tentang Kegelisahan Hati: Bernafas Dalam Iringan Nada
Puisi Tentang Semesta : Takdir Yang Lemah
Puisi Tentang Rindu: Jalan Semesta
Puisi Tentang Sunyi: Mawar Sunyi Bersemi
Puisi Tentang Keyakinan: Dalam Mimpiku
Puisi Tentang Kehidupan: Dandelion dan Rerumputan
Puisi Pendek Tentang Kehidupan: Monolog Lirih Tanpa Kata
Puisi Tentang Kegelisahan Hati: Bernafas Dalam Iringan Nada
Puisi Tentang Semesta : Takdir Yang Lemah