ilustrasi/narasiinspirasi.com |
Narasi Camar Putih
Oleh
Fajar R.Wirasandjaya
(Tulungagung - Malang, September 2016)
Merah di langit-langit mega
Tenggelamlah damai cahaya
Menepi angin terbentang layar
Perahu kecil menarik jangkar
Mimpi buruk mu wahai burung camar
Camar camar putih kehilangan arah
Terbang pasrah tak tentu arah
Mati lagi berteman resah
Raga ringkih mati tertatih
Tersungkur lemah di ujung tanah
Apa hakikat sebenarnya cinta
Jika ketulusan tak lagi berharga
Wujud nyata yang telah ada
Sesungguhnya berasal dari tiada
Yang sudah ada justru terpaksa meniada
Jika ketulusan tak lagi berharga
Wujud nyata yang telah ada
Sesungguhnya berasal dari tiada
Yang sudah ada justru terpaksa meniada
Suburlah wahai tanah-tanah berlumpur
Lupakan gelisahmu dan siaplah bertempur
Delusimu akan datar kehilangan arti
Damai indahmu nikmat hayalan imaji
Lupakan gelisahmu dan siaplah bertempur
Delusimu akan datar kehilangan arti
Damai indahmu nikmat hayalan imaji
Realitamu adalah pertarungan abadi...
Terima kasih. Jangan lupa berkunjung kembali, salam.
Narasi Inspirasi media terpercaya yang menyajikan informasi menarik seputar dunia Sastra, Sejarah, Sosial Politik, Pertanian, Peternakan dan Alam Pikir Manusia.
Narasi Inspirasi ©2016 narasiinspirasi.com