Hubungan Amerika dan Jepang terus membaik setelah Perang Dunia II yang diakhiri dengan bom atom di Hirosima dan Nagasaki yang menjadikan Jepang menyerah tanpa syarat. Tetapi hubungan baik dan akrab tetap ada batasnya. Termasuk dalam hal teknologi, apalagi teknologi tempur.Ketika merasa hubungan sudah cukup akrab. Jepang mencoba meminta kepada Amerika agar diperbolehkan untuk membeli F-22 Raptor untuk dijadikan kekuatan pasukan bela diri mereka. Namun izin tak diberikan. Dan inilah yang akhirnya mendorong Jepang untuk memproduksi pesawat siluman.Kenapa Jepang mengingingkan F-22 Raptor? Karena pada awal abad ini, pesawat-pesawat Jepang seperti Mitsubishi F-2 dan dan F-15 dengan cepat menjadi usang.
Dan Raptor menjadi pilihan paling pas menurut Jepang.Setelah penolakan itu, Jepang memunculkan spirit untuk membangun sendiri pesawat generasi kelima mereka. Dan setelah hampir satu dekade pembangunan, prototipe awal ATD-X (Teknologi Advance Demonstrator-X) telah selesai. Foto resmi pesawat yang dijuluki Shinshin (“Roh”) itu secara resmi sudah dirilis.ATD-X, menjadi pesawat demonstran kursi tunggal dengan panjang 46,5 meter, lebar sayap 30 kaki. Dari ukurannya bisa dibilang mungil dibanding pesawat tempur lain.
Tetapi meski kecil pesawat itu memiliki sistem penerbangan yang diyakini paling canggih di muka bumi ini.Memang masih banyak sistem yang tentu disembunyikan dari siluman satu ini. Namun sejumlah laporan awal menunjukkan pesawat ini akan menggunakan mesin thrust vectoring 3D untuk membantu mengendalikan pesawat sambil mengurangi ketergantungan pada permukaan kontrol aerodinamis.Mesin ini diyakini memiliki power kuat apalagi untuk sebuah pesawat yang berukuran ramping.
Kekuatan mesin demonstran IHI mengejutkan karena bisa menghasilkan daya dorong 50% lebih besar dari General Electric F414, dua di antaranya daya BoeingF/A-18E/F Super Hornet.Dalam instalasi bermesin ganda output dari demonstran IHI akan berlimpah untuk, pesawat anggaran-tegang yang lebih besar. Kelihatannya Jepang sedang mencari pesawat twin: Dalam instalasi tunggal, mesin akan cukup untuk hanya tempur sederhana berukuran, tidak cocok sebagai pengganti F-15.ATD-X juga dikabarkan menggunakan fly by optics controls, seperti fly-by-wire tetapi lebih canggih. Juga dilengkapi Multifungsi RF Sensor, yang berfungsi sekaligus untu jamming sensor serta dukungan elektronik.
Seluruh badan pesawat dapat diresapi dengan antena untuk membantu aktif mencerminkan radar, membuat pesawat benar-benar tak akan terdeteksi. Yang menarik lagi pesawat ini dikabrakan tidak akan bersenjatakan rudal konvensional. Rumornya senjata yang akan dibawa adalah senjata dengan basis microwave.Yang tidak kalah menarik, pesawat ini dilengkapi dengan sistem saraf elektronik yang akan mampu mendeteksi kesalahan dan kerusakan awal saat penerbangan pesawat serta memperbaiki atau mengkalibrasi ulang.Diharapkan pesawat uji terbang perdana STD-X berlangsung akhir tahun ini. Jika semuanya berjalan sesuai jadwal, maka pesawat generasi kelima mereka yang dijuluki F-3 akan masuk produksi pada 2027.
Sumber : Militarydefens