Desa Gempolan Kecamatan Pakel Kabupaten Tulungagung, Tanah Warisan Leluhur
Oleh
Fajar R. Wirasandjaya
(Tulungagung, 05 Maret 2014)
narasiinspirasi.com - Ini adalah secuil kisah tentang tanah leluhur dan tanah kelahiran. Tanah masa kecil yang memberi hidup dan menghidupkan, tanah yang saripati buminya kunikmati, tanah yang membesarkanku hingga hari ini. Tanah yang membangkitkan kenangan tentang hari-hari dan masa-masa yang telah berlalu. Tanah yang ketika kuhirup udara segarnya menjalar menyusuri setiap sudut pembuluh darahku membangkitkan gairah semangat perjuangan pantang menyerah. Tanah desa yang sangat kucintai dengan ribuan kisah perjuangan, petualangan dan romantisme masa lalu yang tak sempat terkisahkan. Tanah leluhur yang ikhlas meskipun jasa dan ketulusannya kadang dilupakan oleh sebagian orang.
Desa Gempolan tanah warisan leluhur, mungkin asing terdengar dan jarang ada orang yang mengenal desa ini. Desa Gempolan merupakan salah satu desa yang berada di kecamatan Pakel kabupaten Tulungagung Jawa Timur. Sebelah Utara berbatasan dengan desa Kendal kecamatan Gondang, sebelah Timur dan Selatan berbatasan dengan desa Gesikan kecamatan Pakel, sisi Barat berbatasan dengan desa Malasan kecamatan Durenan kabupaten Trenggalek.
Desa Gempolan merupakan salah satu desa di penghujung paling barat Kabupaten Tulungagung berbatasan langsung dengan wilayah kabupaten Trenggalek. Desa Gempolan memiliki nomor kodepos 66273. Tahun 2018 penduduk berjumlah 3284 Jiwa, terdiri dari laki-laki sejumlah 1684 jiwa dan perempuan berjumlah 1600 jiwa, dengan tingkat kepadatan penduduk sekita 0,023 jiwa/km persegi.
Perkebunan Tembakau di Area Sekitar Desa Gempolan Kecamatan Pakel Tulungagung/Dok.pri |
Konon nama Gempolan berasal dari nama sebuah pohon yakni pohon Gempol. Pada jaman dahulu karena saking banyaknya pohon Gempol, desa ini akhirnya dinamai dengan nama Gempolan. Namun sayang saat ini pohon Gempol keberadaanya semakin jarang dan semakin sulit untuk ditemui karena banyak yang ditebang dan sedikit warga yang melakukan penanaman kembali.
Desa Gempolan merupakan salah satu dari 19 desa yang terletak wilayah administrasi kecamatan Pakel kabupaten Tulungagung. Desa Gempolan memiliki area administrasi sejumlah 4 RW dan 18 RT. Setelah Indonesia merdeka, desa Gempolan telah mengalami beberapa masa kepemimpinan, yaitu:
1 Djogoleksono 1824-1885
2 Djojokerso 1885-1905
3 Klemprak 1905-920
4 Kertomedjo 1920-1942
5 Kartoharjo 1942-1969
6 Arifi 1969-1972
7 Marni 1972-1998
8 Muhklisun 1998-2007
9. Isroful Mustafa 2007-2019
10. Rusminah 2019-2025
Wilayah desa Gempolan dan sekitarnya menurut penuturan para orang tua atau sesepuh awal mulanya adalah rawa rawa. Daerah rawa-rawa yang membentang hingga wilayah Campur Darat yang dulunya sering banjir ketika musim penghujan datang. Intensitas banjir mulai berkurang dan rawa mengering sekitar tahun 1970 an ketika proyek Terowongan Niyama berhasil dituntaskan.
Proyek terowongan sudah dirintis dan dibangun oleh para Romusha semenjak zaman kolonial Jepang atas nama kepentingan Kaisar dan atas nama imperialisme. Sayang proyek pembangunan terowongan Niyama pasca kemerdekaan sempat terbengkalai namun proyek kembali dilanjutkan kembali sekitar tahun 1955 dan selesai dibangun pemerintah tahun 1961. Terowongan ini berperan penting sebagai sistem drainase di wilayah Tulungagung yang era 70 an sering digelari sebagai Kota Banjir.
Terowongan Niyama Tulungagung Selatan Selain Sebagai Saluran Drainase Juga Difungsikan Sebagai PLTA Jawa-Bali |
Terdapat 2 makam keramat di desa Gempolan yang konon merupakan makan sesepuh desa yaitu Mbah Rukem dan Mbah Tugu. Makamnya terletak terpisah di dua lokasi berbeda tapi masih dalam area satu dusun yaitu dusun Nginepan. Dua makam keramat ini sering dikunjungi warga untuk menggelar ritual, doa-doa, selamatan, bersih desa maupun jika warga akan menggelar hajatan misalnya pernikahan.
Dari segi profesi dan pekerjaan warga desa Gempolan didominasi oleh masyarakat yang bekerja di sektor pertanian, pedagang, serta pegawai negeri, banyak juga yang merantau sebagai tenaga kerja di luar negeri (TKI). Di sektor pertanian warga desa Gempolan banyak yang berprofesi sebagai petani, utamanya petani tembakau. Tembakau adalah komoditas pertanian penting di desa ini. Komoditas yang marak dibudidaya oleh warganya karena menguntungkan dan profitable dari segi ekonomi.
Selain tembakau komoditas yang sering ditanam meliputi padi, cabai, terong, jagung, kedelai, ketela, kacang hijau, bawang merah, semangka, timun dll. Tembakau adalah komoditi mayoritas atau komoditas utama saat musim kemarau. Tidak heran desa Gempolan merupakan salah satu wilayah penghasil tembakau di Tulungagung bahkan Jawa Timur. Ketika musim kemarau banyak warga yang bercocok tanam tembaku mengingat harga jualnya yang lebih tinggi dibanding dengan tanaman lain, harga bisa mencapai sekitar 70 ribu/kg tembakau rajang kering data tahun 2017. Terletak di dataran rendah, jenis lahan yang ada di desa Gempolan pada umumnya adalah lahan sawah tadah hujan dan lahan tanah basah irigasi (bagian Barat perbatasan desa).
Tanaman Padi di salah satu area Desa Gempolan Mulai Menguning/dok.pri |
Desa Gempolan memiliki pabrik rokok yang merupakan salah satu yang terbesar di Tulungagung. Pabrik rokok PR. Trubus Alami memiliki cabang di Malang dan kota besar lainnya di Jawa Timur. Pabrik ini banyak menyerap tenaga kerja dari berbagai wilayah Tulungagung dan sekitarnya. Berperan penting dalam pemberdayaan masyarakat dan penggerak ekonomi sektor hilir. Industri yang berperan penting dalam pengolahan produk perkebunan tembakau. Memberikan nilai lebih untuk serapan tenaga kerja dan potensi daerah.
Baca Juga Spirit Kelahiran Bung Karno, Berdikari Dalam Bidang Ekonomi Wujud Nyata Kemandirian Bangsa.
Di desa Gempolan juga terdapat sebuah pasar yang sering disebut Pasar Tambangan yang merupakan salah satu penggerak roda perekonomian warga sekitar, pasar yang siap menampung aktivitas jual beli warga desa. Harga kebutuhan di daerah ini juga relatif murah karena angka inflasi yang juga rendah dengan UMR sekitar 1,8 juta perbulan.
Desa Gempolan merupakan desa yang tenang, nyaman, damai beserta warganya yang ramah murah senyum termasuk saya hehe. Secara kultural seperti banyak daerah di Tulungagung bahkan Indonesia, warga desa Gempolan memiliki hobby yaitu ngopi, dengan kopi ijo sebagai kopi favorit dengan kebiasanya yang khas yakni "nyethe" yaitu melukis rokok dengan ampas kopi halus sebagai salah satu kreatifitas yang tinggi kaya akan unsur seni serta untuk menambah cita rasa pada rokok.
Situasi Musyawarah Singkat Pasca Kongres Manado. Terlihat Penulis Bersama Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Nasional GMNI terpilih 2017 Bung Roy Kesuma Jaya dan Eks Ketua Presidium Nasional GMNI 2015 Bung Chrisman Damanik/dok.pri |
Penulis Bersama Anggota Polisi Militer Bandara Halim Perdana Kusuma Jakarta, Momen Pasca Kongres Nasional GMNI di Manado. Merawat dan melestarikan cita-cita ideologi/dok.pri |
Penulis Bersama Rekan-Rekan Delegasi DPC GMNI Malang Raya dan DPC GMNI Surabaya Kongres Nasional GMNI di Manado 2017/dok.pri |
Baca Juga Diantara Persimpangan Yang Membingungkan, Dampak Positif RUU Cipta Kerja (RUU Omnibus Law)
Banyak warung kopi yang bisa ditemukan di desa Gempolan, dengan karakter warga masyarakatnya yang berbudaya, pecinta kopi dan penikmat rokok. Rokok dan kopi adalah teman setia dikala suka maupun duka. Selain itu warga Gempolan juga merupakan masyarakat pecinta seni. Terdapat beberapa komunitas seni di desa ini, beberapa yang masih aktif lestari adalah komunitas reog kendang, komunitas hadrah, komunitas pelestari dan pecinta seni Jaranan dsb. Demikianlah sekilas ulasan mengenai desa Gempolan tanah leluhur dan tanah kelahiran. Terima Kasih telah berkunjung. Semoga bermanfaat.
Wassallamuallaikum wr.wb
Shalom
Om Swasti astu
Namo Budhaya
Salam Kebajikan.
Merdeka!!
keren bro,
BalasHapussiiiiiiiiiiiiippppppppp
BalasHapusapik bro lanjutkan,
BalasHapuskeren bro apik
BalasHapusGempolan iki desaku
BalasHapus